Minggu, 26 Oktober 2014

KALIMAT DASAR



D
alam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu
dinamakan kalimat. Definisi kalimat cukup beragam, tetapi maknanya sama. Berikut ini beberapa definisi kalimat yang disampaikan oleh beberapa ahli linguistic bahasa Indonesia:
1.      Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,mempunyai intonasi final (kalimat lisan), dan secara aktual ataupunpotensial terdiri atas klausa. Dapat dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan antara klausa dan klausa yang lain.
2. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atautulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisankalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intosasi akhir.
3. Kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu pikiran atauamanat yang lengkap.
4. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdirisendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan yang terdiri dariklausa.
5.   Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai strukturminimal subjek dan predikat dan intonasi finalnya menunjukkanbagian ujaran (tulisan) itu sudah lengkap dengan makna (bernadaberita, tanya, atau perintah).


UNSUR-UNSUR DAN FUNGSINYA
Unsur kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tatabahasa lama lazim disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan ciri-ciri subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan selain untuk menguraikan kalimat atas unsur-unsurnya, melainkan juga untuk mengecek apakah kalimat itu telah memenuhi syarat kaidah tata bahasa.Kalimat bahasa Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas duaunsur, yakni S dan P. Unsur yang lain dapat wajib hadir, tidak wajib hadir atau wajib tidak hadir dalam suatu kalimat
Berikut beberapa unsur kalimat.
1.        Subjek (S)          
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja /frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa ataupun siapa.
Contoh :
a.     Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.    Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.     Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2.        Predikat(P)
 Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun  sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan.
Contoh :
a.     Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.    Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
c.     Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
d.    Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).

3.        Objek(O)
 Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang  P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap  tindakan Subjek.
Contoh :
a.     Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b.    Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4.        Pelengkap
 Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.         
                     S                       P                      O

Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila
                       S                        P                      Pel
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
                      S                    P                       Ket        
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol  (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam bentuk kalimat pasif).
        Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional.
Contoh :
a.     Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).
b.    Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).
c.     Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).
d.    Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).

5.        Keterangan.      
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di akhir kalimat.
Contoh :
a.     Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.    Antoni kemarin pagi menjilid makalah.
c.     Kemarin pagi Antono menjilid makalah.

Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat, alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta.
Contoh :
a.     Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.    Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket.similatif)
c.     Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.    Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.     Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.     Karena malas belajar, Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

POLA KALIMAT DASAR
Kalimat dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan ataupatron untuk membuat berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atasbeberapa struktur yang dibentuk dengan lima unsur kalimat, yaitu S, P, O,Pel, Ket.
Berdasarkan fungsi dan peran gramatikalnya ada enam tipe kalimatyang dapat dijadikan model pola kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenamtipe kalimat itu tercantum dalam tabel di bawah ini.
Keenam tipe kalimat dasar dalam bagan di atas tadi adalah kalimat tunggal, yaitu kalimat yang hanya memiliki satu S dan P. Setiap kalimat tunggal dapat dikembangkan menjadi kalimat majemuk (kalimat luas)dengan cara menambahkan kata, frasa, dan klausa sebagai S dan P yangkedua atau yang ketiga beserta unsur lain yang diperlukan.
Tipe dan fungsi
Subjek
Predikat
Objek
Pelengkap
Keterangan
1.S-P
Orang itu
Saya
sedang tidur
mahasiswa baru
-
-
-
-
-
-
2.S-P-O
Ayahnya
Rani
mengendarai
mendapat
mobil baru
piagam
-
-
-
-
3.S-P-Pel
Beliau
Pancasila
menjadi
merupakan
-
-
ketua koperasi
dasar negara kita
-
-
4.S-P-Ket
Kami
Kecelakaan itu
tinggal
terjadi
-
-
-
-
di Jakarta
tahun 1999
5.S-P-O-Pel
Hasan
Diana
mengirimi
mengambilkan
ibunya
adiknya
uang
buku tulis
-
-
6.S-P-O-Ket
Pak Bejo
Beliau
menyimpan
memperlakukan
uang
kami
-
-
di bank
dengan baik



















JENIS KALIMAT
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a) jumlah klausa
pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d) susunan subjek dan
predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi[1][3].
1.   Jenis Kalimat menurut Jumlah Klausanya     
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
(a)  KalimatTunggal
       Kalimat tunggal adalah kalimat yang mempunyai satu klausa bebas[2][4].Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam kalimat tunggal.Unsur Padalah sebagai penanda klausa.Unsur S dan P menang selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat.Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak wajib hadir di dalam kalimat,termasuk dalam kalimat tunggal.Jika P masih perlu dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,kalimat tunggal dapat dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis kata atau frasanya,yaitu nominal,adjektiva,verbal,dan numeral.
Contoh :
1.      Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat nominal)
2.      Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
3.      Sapi-sapi sedang merumput (kalimat verbal)
4.      Mobil orang kaya itu ada delapan (kalimat numeral)

(b)  Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal[3]
[5]. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:  

(1)  Kalimat majemuk setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara[4][6].Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:                         
Kata penghubung klausanya berfungsi menyatakan kejadian yang berurutan. Kata penhubung tersebut adalah lalu, kemudian.
Jenis Hubungan
Fungsi
Kata Penghubung
1.Penghubung
menyatakan penjumlahan atau gabungan kejadian,kegiatan,peristiwa, dan proses
dan,serta,baik,maupun
2.Pertentangan
mbahwa hal yang dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
tetapi,sedangkan,bukannya,melainkan
3.Pemilihan
menyatakan pilihan di antara dua kemungkinan
atau
4.Perurutan
menyatakan kejadian yang berurutan
lalu,kemudian

Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
1.      Anto gemar menulis sedangkan Anita gemar menari.
2.      Engkau tinggal di sini, atau ikut dengan saya.
3.      Sinta cantik,tetapi sombong.
4.      Ia memarkirkan mobil di lantai 3, lalu naik lift ke lantai 7.

(2)   Kalimat Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal :
a.  Induk kalimat (jabatan kalimat yang bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan kalimat yang diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat ditandai  pemakaian kata penghubung dan bila mendahului induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
Berikut tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya dalam kalimat majemuk bertingkat.

Jenis Hubungan
Kata Penghubung
a.waktu
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,ketika,tatkala,hingga,sampai
b.syarat
jika(lau),seandainya,
an-daikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manakala
c.tujuan
agar,supaya,untuk,biar
d.konsesif
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun),sungguh(pun)
e.pembandingan
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-alih,ibarat
f.penyebaban
sebab,karena,oleh karena
g.pengakibatan
sehingga,sampai-sampai,maka
h.cara/alat
dengan,tanpa
i.kemiripan
seolah-olah,akan
j.kenyataan
Padahal
k.penjelasan
Bahwa
l.hasil
Makanya

Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
1.  Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan penciptaan kader-kader yang  tangguh.
2.   Ketika memberikan keterangan,saksi itu meneteskan air mata.
3.   Pembangunan rumah susun itu memerlukan penelitian sebab beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4.   hujan turun berhari-hari sehingga banjir besar melanda kota itu.
 5.   Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan ekonomi tidak   lesu lagi.
6.   Pengurus lama berjanji bahwa koperasi kita akan memilih pengurus baru.
7.   Tempat itu kotor,makanya dia malas kalau disuruh ke situ.
8.   Dia diam saja seakan-akan tidak tahu kesalahannya.
9.   Semangat belajarnya tetap tinggi meskipun usianya sudah lanjut.
10.  Aku memahaminya sebagaimana ia memahamiku.

2.      Jenis kalimat Menurut Fungsinya
 Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya(introgatif), (3) kalimat perintah (imperatif),dan (4) kalimat seru (ekslamatif)[5]
[7].

(a)  Kalimat Berita (Deklaratif) 
        Kalimat berita adalah kalimat yang dipakai  untuk menyatakan suatu berita. Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan kalimatnya diakhiri tanda titik (.).

      Contoh :
1.      Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.
2.      Perayaan HUT RI 63 berlangsung meriah.

(b)   Kalimat Tanya (Introratif)      
Kalimat tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir kata apa(kah),bagaimana,dimana, siapa,yang mana,dll.
Contoh :
1.      Apakah barang ini milikmu?
2.      Kapan adikmu kembali ke Indonesia?

(c)    Kalimat Perintah (Imperatif)
 Kalimat perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu. Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru (!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah halus,kalimat perintah permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat perintah larangan,dan kalimat perintah pembiaran.
Contoh :
1.      Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)
2.      Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
3.      Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)
4.      Mohon hadiah ini kamu terima. (k.perintah permohonan/permintaan)
5.      Ayolah, kita belajar. (k.perintah ajakan dan harapan)
6.      Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.perintah pembiaraan)

(d)   Kalimat Seru (Ekslamatif)       
 Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan diakhiri tanda seru (!).
Contoh :
1.      Hai,ini dia orang yang kita cari!
2.      Wah,pintar benar anak ini !

3.     Jenis Kalimat menurut Kelengkapan Unsurnya
 Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : (1)
  kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).

(a)       Kalimat Sempurna (Mayor)    
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah klausa bebas (Cook,197 : 47)[6][8]. Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat  majemuk.
Contoh :
1.      Ayah membaca koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
2.     Kalau saya mempunyai uang, saya akan membeli rumah itu.(K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat.

(b)      Kalimat Tak Sempurna (Minor)         
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan,minor,dan seruan[7].
Contoh :
a.  “Maksudmu?”
b.  “Ayah di Sumatera Utara.”

4.     Jenis Kalimat menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
 Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
(a)   Kalimat Versi
 Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.
Contoh :
1.      Dokter menangani pasien itu dengan baik.
2.      Mereka bersalaman.

(b)   Kalimat InversiI
Kalimat inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata atau frase yang pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna.
Contoh :
1.      Matikan televisi itu.
2.      Tidak terkabul permintaannya.

6.        Kalimat menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi.         
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi menjadi empat yaitu : (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial dan (4) kalimat resiprokal.

(a)       Kalimat Aktif          
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan  me- dan ber- pada P-nya. Contoh :
1.      Anto mengambil buah mangga.
2.      Adik bermain bola.

(b)  Kalimat Pasif
 Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1.      Piring dicuci Anita.
2.      Adik terjatuh di kamar mandi.
3.      Suaranya kedengaran ke sana.

  1. KalimatMedial
     Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek).
Contoh :
1.      Dia menghibur dirinya.
2.      Wanita itu menggantung dirinya sendiri.
3.      Mereka menyusahkan diri sendiri.

(c)       Kalimat Reiprokal   
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh :
1.      Saya sering tukar-menukar buku dengan si Joni.
2.      Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.

D.  Kalimat Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adal
ah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
1.      Terdiri dari dua suku kata
2.      Berpola S dan P
3.      Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
1.      Terdiri dari tiga suku kata
2.      Berpola S-P-O
3.      Intonasi netral
Contoh :
a)      Adik saya yang paling bungsu sedang mempelajari bahasa  Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
b)       Penelitian-penelitian mutakhir memusatkan perhatian pada  makanan dari soya, yang ternyata dapat membantu mencegah kanker payudara.
Kalimat inti : Penelitian - penelitian memusatkan
Inti kalimat : Penelitian - penelitian memusatkan perhatian
.

SUMBER   :
  • Arifin, Prof. Dr. E. Zaenal, Dra. Junaiyah H.M., M.Hum., Sintaksis UntukMahasiswa Strata Satu Jurusan Bahasa Atau Linguistik Dan Guru Bahasa IndonesiaSMA/SMK, penerbit PT Grasindo, Jakarta, 2009, hal. 54-81
  • Dendy Sugono,Berbahasa Indonesia Dengan Benar,(Jakarta: Gramedia Press 1999)
  • J.S.Badudu,Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III,(Jakarta: Pustaka Setia, 1989)









Tidak ada komentar:

Posting Komentar