Sabtu, 28 Juni 2014

BEKERJASAMA DALAM TEAM(KELOMPOK) ATAU TEAM WORK



PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
Kelompok adalah suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang mengalami interaksi dinamis satu sama lain (McGrath, 1984). Definisi ini mencakup berbagai jenis kelompok, misalnya sebuah keluarga kecil, sebuah kelompok kerja besar, suatu kelompok eksperimen yang hanya bertemu pada satu kesempatan, suatu unit militer yang bertugas bersama-sama dalam hitungan bulan atau tahun.
Kelompok bersifat dinamis sedangkan agrerat relatif pasif. Anggota-anggota kelompok saling menyadari keberadaan satu sama lain sedangkan orang-orang agrerat seringkali melupakan orang-orang di sekitarnya.
Dalam interaksi personal pengertian kelompok memiliki maksud sendiri yaitu proses pertukaran informasi diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dalam persepsi keanggotaan adalah kelompok itu suatu struktur atau bagian terpenting di dalam suatu keanggotaan. Lain hal dalam pengertian kelompok dalam kesalingantungan yaitu kelompok adalah saling terhubungnya hubungan sosial satu sama lain dengan orang lain dan dapat menimbulkan ketergantungan satu sama lain.
Menurut Smith (1945): Kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah lahu dengan cara yang sama terhadap lingkungan.
Dalam interaksi personal, menurut Homans (1950): kelompok adalah sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.

Sumber: 
Klara Innata Arishanti, 2005

Ada dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial, prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan.
1. Kelompok Efektif
Anggota-anggota kelompok bekerja sama untuk mencapai dua tujuan:
a. Melaksanakan tugas kelompok, dan
b. Memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance). Tujuan kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam kegiatan kelompok. Selain itu adanya rasa saling memiliki, saling percaya, kebersamaan, komitment, rasa solidaritas, kerjasama.
Karakteristik Kelompok yang efektif :
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu

Kriteria tim yang efektif
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan

2.  Kelompok Tidak Efektif

Adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, antara lain:
1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang
kelompok atau perorangan.
2. Menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Mendominasi dan tidak menghargai pendapat orang lain
4. Bersaing dalam mengemukakan ide
5. Mencari simpati, mencoba mempengaruhi anggota lain
6. Berbuat acuh tak acuh: berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, melamun,
berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang
dibahas.

Sumber:
 Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta

TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan:
1) Tahap pembentukan (forming)
Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan seringkali juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur, dan kepemimpinan kelompok.
2) Tahap konflik (Storming)
Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung ditandai adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana muncul kompetisi antar anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang diharapkan dan perselisihan pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas dan tanggung jawab.
3) Tahap pembentukan norma (Norming)
Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok mulai berkembang secara signifikan.
4) Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing)
Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir. ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah ditetapkan, dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing.
5) Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya aktivitas kelompok.

Sumber:

Ardana, Komang, Ni Wayan M., Anak Agung A.S., Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008

KEKUATAN TEAMWORK 
Apabila kelompok melaksanakan tugas operasional, mereka bertindak sebagai sebuah tim dan berusaha mengembangkan suasana kerja sama yang disebut tim kerja. Bila diperlukan membedakan kedua jenis tim, maka tim perusahaan yang bersifat menyeluruh disebut tim lembaga, dan yang lebih kecil disebut tim tugas atau tim operasional. Tim operasional adalah kelompok kecil kooperatif yang berhubungan secara regular yang melakukan tindakan terkoordinasi dan anggotanya melakukan tugas dengan bertanggung jawab dan antusias. Jenis tim kerja yang tulus seperti ini memudahkan pekerjaan dan umumnya meningkatkan kepuasan kerja.


Unsur-unsur Team yang Efektif :
• Lingkungan yang sportif Kerja tim paling besar kemungkinannya berkembang apabila pimpinan menciptakan lingkungan yang sportif baginya. Tindakan suportif membantu kelompok mengambil langkah pertama yang diperlukan untuk membina kerja tim.
• Kejelasan peran Kelompok hanya dapat bekerja sama sebagai satu tim apabila semua anggotanya memenuhi peran sesama anggota yang lain dengan siapa mereka akan berinteraksi.
• Tujuan tinggi anggung jawab utama para manager adalah berusaha menjaga anggota tim agar tetap berorientasi pada tugas mereka secara menyeluruh. Akan tetapi, adakalanya kebijaksanaan organisasi, keperluan pencatatan, dan sistem imbalan memilah upaya individu dan tidak mendorong kerja tim.
• Kepemimpinan yang sesuai Sebagian tim tugas menunjukkan kurva prestasi serupa dengan daur hidup produk-awal tentatif, tahap pertengahan yang produktif, dan berangsur-angsur menurun setelah beberapa tahun. Para anggota memerlukan waktu untuk saling mengenal, tetapi kemudian mereka mungkin menutup diri terhadap cara baru mengkaji masalah saat semakin terisolasi pada lingkungan mereka. untuk mencegah stagnasi ini, mereka mungkin memerlukan anggota baru dan penyesuaian kepemimpinan secara seksama dengan lingkungan yang sekarang.

Manfaat dan Fungsi Tim Kerja Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
a) Manfaat team bagi individu
1. Pekerjaan lebih bervariasi
2. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
3. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru


b) Manfaat team bagi organisasi
1. Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
2. Meningkatkan produktivitas tim kerja
3. Lebih fleksibel dalam operasional kerja
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab



Sumber :

Ig.Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi, Andi. Yogyakarta, 2005

IMPLIKASI MANAJERIAL
Meningkatkan efektifitas teamwork dalam sebuah perusahaan memerlukan team work yang baik antara bagian dan divisi dalam perusahaannya tersebut,agar perusahaan dapat berkembang dan bergerak maju dengan lebih cepat. Sejumlah sifat kelompok menunjukkan hubungan terhadap kinerja. Persepsi peran, norma, perbedaan status, ukuran kelompok, dan kekohesifan merupakan beberapa contoh yang menonjol.

Contoh kasus dalam teamwork :Misalkan di militer, di sebuah instansi seperti TNI atau POLRI teamwork sangat dibutuhkan untuk memecahkan sebuah masalah dengan sebaik-baiknya dengan resiko yang sekurang-kurangnya apalagi instansi ini sangat berdekatan sekali ruang lingkupnya dengan manusia yang harusdiselamatkan,Misalnya TNI bertugas mengamankan perbatasan NKRI dari negara lain,maka POLRI bertugas untuk menjaga keamanan dai dalam negri,mulai dari penyakit masyarakat dan lain sebagainya.

Referensi:
jurnal.usu.ac.id/index.php/jmim/article/download/2340/pdf
[1] Ardana, Komang, Ni Wayan M., Anak Agung A.S., Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008
[2] Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta
[3] Klara Innata Arishanti, 2005
[4] Ivancevich, Jhon M., Perilaku dan Manajemen Organisasi jil 2, Erlangga, Jakarta, 2005
[5] Ig.Wursanto, Dasar-dasar ilmu organisasi, Andi. Yogyakarta, 2005