D
|
alam berbahasa, baik secara lisan maupun tulis, kita sebenarnya
tidak mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai
mengikuti aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata
yang dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan. Rangkaian kata yang
dapat mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan itu
dinamakan kalimat. Definisi kalimat cukup
beragam, tetapi maknanya sama. Berikut
ini beberapa definisi kalimat yang disampaikan oleh beberapa ahli linguistic bahasa Indonesia:
1.
Kalimat adalah satuan bahasa yang secara
relatif berdiri sendiri,mempunyai intonasi final (kalimat lisan), dan secara aktual
ataupunpotensial terdiri atas klausa. Dapat
dikatakan bahwa kalimat membicarakan hubungan antara klausa dan klausa
yang lain.
2. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil,
dalam wujud lisan atautulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisankalimat diucapkan dengan suara naik turun, dan
keras lembut,disela jeda, dan diakhiri dengan intosasi akhir.
3. Kalimat adalah satuan bahasa yang berisi suatu pikiran atauamanat
yang lengkap.
4. Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif dapat berdirisendiri, yang mempunyai pola intonasi akhir dan
yang terdiri dariklausa.
5. Kalimat adalah bagian ujaran atau tulisan yang mempunyai strukturminimal subjek dan predikat dan intonasi finalnya
menunjukkanbagian ujaran (tulisan)
itu sudah lengkap dengan makna (bernadaberita, tanya, atau perintah).
UNSUR-UNSUR DAN FUNGSINYA
Unsur
kalimat adalah fungsi sintaksis yang dalam buku-buku tatabahasa lama lazim
disebut jabatan kata dan kini disebut peran kata, yaitu subjek,
predikat, objek, pelengkap, dan keterangan. Pengenalan ciri-ciri subjek, predikat, objek, pelengkap, dan keterangan
selain untuk menguraikan kalimat atas unsur-unsurnya, melainkan juga untuk mengecek
apakah kalimat itu telah memenuhi syarat kaidah tata bahasa.Kalimat bahasa
Indonesia baku sekurang-kurangnya terdiri atas duaunsur, yakni S dan P. Unsur
yang lain dapat wajib hadir, tidak wajib hadir atau wajib tidak hadir dalam
suatu kalimat
Berikut beberapa unsur kalimat.
1.
Subjek (S)
Subjek (S) adalah bagian kalimat yang menunjuk pada
pelaku,tokoh,sosok,sesuatu hal,atau suatu masalah yang menjadi pokok
pembicaraan.Sebagian besar S diisi oleh kata benda/frasa nominal,kata kerja
/frasa verbal,dan klausa.Subjek kalimat dapat dicari dengan rumus pertanyaan
apa ataupun siapa.
Contoh :
a.
Kakek itu sedang melukis
(S yang diisi kata benda/frasa nominal).
b.
Berjalan kaki menyehatkan
badan (S yang diisi kata kerja/frasa verbal).
c.
Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa
nominal).
2.
Predikat(P)
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan.
Predikat (P) adalah bagian kalimat yang memberi tahu melakukan perbuatan (action) apa S,yaitu pelaku/tokoh atau sosok di dalam suatu kalimat.Satuan bentuk pengisian P dapat berupa kata atau frasa namun sebagian besar berkelas verbal atau adjektiva,tetapi dapat juga numeral,nominalatau frasa nominal.Pemakaian kata adalah pada predikat biasa terdapat pada kalimat nominal. Predikat (P) dapat dicari dengan rumus pertanyaan bagaimana,mengapa, ataupun diapakan.
Contoh :
a.
Ibu sedang tidur siang (P
yang diisi dengan kata kerja/frasa verbal).
b.
Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa
adjektif).
c.
Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa
adjektif).
d.
Santi adalah seorang
kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).
3.
Objek(O)
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek.
Objek merupakan bagian kalimat yang melengkapi Predikat (P).Objek biasanya diisi oleh nomina,frasa nominal atau klausa.Letak Objek (O) selalu di belakang P yang berupa verba transitif,yaitu veba yang menuntut wajib hadirnya O. Objek dapat dicari dengan rumus pertanyaan apa atau siapa terhadap tindakan Subjek.
Contoh :
a. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
b. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4.
Pelengkap
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Pelengkap (Pel) atau komplemen adalah bagian kalimat yang melengkapi P.Letak Pel umumnya di belakang P yang berupa verbal.Posisi ini juga bisa ditempati oleh O,dan jenis kata yang mengisi Pel dan O juga bisa sama,yaitu nominal atau frasa nominal.akan tetapi,antara Pel dan O terdapat perbedaan.
Contoh :
Ketua MPR //membacakan //Pancasila.
S P O
Banyak orsospol // berlandaskan
// Pancasila
S P Pel
Kedua kalimat aktif di
atas yang Pel dan O-nya sama-sama nominal Pancasila,jika hendak dipasifkan
ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sbb :
Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR
S P Ket
*Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karemna posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S
dalam bentuk kalimat pasif).
Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.Pel
bisa diisi oleh adjektiva,frasa adjektif,frasa verbal,dan frasa preposisional.
Contoh :
a. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase
preposisional).
b.
Mayang bertubuh mungil
(Pel-nya frase adjektiva).
c.
Sekretaris itu mengambilkan bosnya air
minum (Pel-nya frase nominal).
d.
Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).
5.
Keterangan.
Keterangan adalah bagian kalimat yang menerangkan Pel dan klausa
dalam sebuah kalimat.Pengisi Ket adalah adverbial,frasa nominal,frasa
proposisional,atau klausa. Posisi Ket boleh manasuka,di awal,di tengah, atau di
akhir kalimat.
Contoh :
a.
Antoni menjilid makalah kemarin pagi.
b.
Antoni kemarin pagi
menjilid makalah.
c.
Kemarin pagi Antono
menjilid makalah.
Keterangan terbagi
menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu,tempat,cara, alat,
alasan/sebab,tujuan,similatif,dan penyerta.
Contoh :
a.
Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)
b.
Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan
pengacara.
(Ket.similatif)
c.
Karena malas belajar,
mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)
d.
Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)
e.
Amir pergi dengan teman-teman
sekelasnya. (Ket.penyetara)
f.
Karena malas belajar,
Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)
POLA KALIMAT DASAR
Kalimat
dasar bukanlah nama jenis kalimat, melainkan acuan ataupatron untuk membuat
berbagai tipe kalimat. Kalimat dasar terdiri atasbeberapa struktur yang dibentuk dengan lima
unsur kalimat, yaitu S, P, O,Pel, Ket.
Berdasarkan fungsi dan
peran gramatikalnya ada enam tipe kalimatyang dapat dijadikan model pola
kalimat dasar bahasa Indonesia. Keenamtipe kalimat itu tercantum dalam tabel di
bawah ini.
Keenam tipe kalimat
dasar dalam bagan di atas tadi adalah kalimat tunggal,
yaitu kalimat yang hanya memiliki satu S dan P. Setiap kalimat tunggal dapat dikembangkan menjadi kalimat majemuk
(kalimat luas)dengan cara menambahkan
kata, frasa, dan klausa sebagai S dan P yangkedua atau yang ketiga
beserta unsur lain yang diperlukan.
Tipe dan fungsi
|
Subjek
|
Predikat
|
Objek
|
Pelengkap
|
Keterangan
|
1.S-P
|
Orang itu
Saya
|
sedang tidur
mahasiswa baru
|
-
-
|
-
-
|
-
-
|
2.S-P-O
|
Ayahnya
Rani
|
mengendarai
mendapat
|
mobil baru
piagam
|
-
-
|
-
-
|
3.S-P-Pel
|
Beliau
Pancasila
|
menjadi
merupakan
|
-
-
|
ketua koperasi
dasar negara kita
|
-
-
|
4.S-P-Ket
|
Kami
Kecelakaan itu
|
tinggal
terjadi
|
-
-
|
-
-
|
di Jakarta
tahun 1999
|
5.S-P-O-Pel
|
Hasan
Diana
|
mengirimi
mengambilkan
|
ibunya
adiknya
|
uang
buku tulis
|
-
-
|
6.S-P-O-Ket
|
Pak Bejo
Beliau
|
menyimpan
memperlakukan
|
uang
kami
|
-
-
|
di bank
dengan baik
|
JENIS KALIMAT
Kalimat dapat dibeda-bedakan menjadi beberapa jenis menurut (a)
jumlah klausa
pembentuknya,(b) fungsi isinya,(c) kelengkapan unsurnya, (d)
susunan subjek dan
predikatnya,dan (e) sifat hubungan aktor-aksi[1][3].
1. Jenis
Kalimat menurut Jumlah Klausanya
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
Menurut jumlah klausa pembentuknya,kalimat dapat dibentuk atas dua macam,yaitu (1) kalimat tunggal dan (2) kalimat majemuk.
(a) KalimatTunggal
Kalimat tunggal adalah
kalimat yang mempunyai satu klausa bebas[2][4].Hal itu berarti hanya ada satu P di dalam
kalimat tunggal.Unsur Padalah sebagai penanda klausa.Unsur S dan P menang
selalu wajib hadir di dalam setiap kalimat.Adapun O,Pel,dan Ket sifatnya tidak
wajib hadir di dalam kalimat,termasuk dalam kalimat tunggal.Jika P masih perlu
dilengkapi,barulah unsur yang melengkapi itu dihadirkan. Berdasarkan jenis kata/frasa pengisi P-nya,kalimat tunggal dapat
dipilah menjadi empat macam yang diberi nama atau label tambahan sesuai jenis
kata atau frasanya,yaitu nominal,adjektiva,verbal,dan numeral.
Contoh
:
1. Kami mahasiswa UIN Suska Riau (kalimat
nominal)
2.
Jawaban anak pintar itu sangat tepat (kalimat adjektiva)
3.
Sapi-sapi sedang merumput
(kalimat verbal)
4.
Mobil orang kaya itu ada delapan
(kalimat numeral)
(b) Kalimat
Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal[3][5]. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat tunggal[3][5]. Dengan kata lain kalimat majemuk adalah kalimat yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek dan dua predikat. Kalimat majemuk dibagi menjadi dua bagian yaitu:
(1) Kalimat majemuk
setara/koordinatif
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara[4][6].Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Kalimat majemuk setara/koordinatif yaitu gabungan dua pokok pikiran atau lebih yang kedudukannya setara[4][6].Struktur kalimat yang di dalamnya terdapat,sekurang-kurangnya,dua kalimat dasar dan masing-masing dapat berdiri sendiri sebagai kalimat tunggal.Konjungtor yang menghubungkan klausa dalam kalimat majemuk setara jumlahnya cukup banyak.Konjungtor itu menunjuk beberapa jenis hubungan dan menjalankan beberapa fungsi. Berikut tabel penghubung klausa dalam kalimat majemuk setara:
Kata penghubung
klausanya berfungsi menyatakan kejadian yang berurutan. Kata penhubung tersebut adalah lalu, kemudian.
Jenis Hubungan
|
Fungsi
|
Kata Penghubung
|
1.Penghubung
|
menyatakan penjumlahan
atau gabungan kejadian,kegiatan,peristiwa, dan proses
|
dan,serta,baik,maupun
|
2.Pertentangan
|
mbahwa hal yang
dinyatakan dalam klausa pertama bertentangan dengan klausa kedua
|
tetapi,sedangkan,bukannya,melainkan
|
3.Pemilihan
|
menyatakan pilihan di
antara dua kemungkinan
|
atau
|
4.Perurutan
|
menyatakan kejadian
yang berurutan
|
lalu,kemudian
|
Contoh kalimat majemuk setara/koordinatif :
1.
Anto gemar menulis sedangkan
Anita gemar menari.
2. Engkau tinggal
di sini, atau ikut dengan
saya.
3. Sinta cantik,tetapi sombong.
4. Ia memarkirkan
mobil di lantai 3, lalu
naik lift ke lantai 7.
(2) Kalimat
Majemuk Bertingkat/Kompleks/Subordinatif
Kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif
yaitu kalimat tunggal yang salah satu jabatannya diperluas membentuk kalimat
baru. Dalam kalimat majemuk bertingkat kita mengenal :
a. Induk kalimat (jabatan kalimat yang
bersifat tetap atau tidak mengalami perubahan)
b. Anak kalimat (jabatan kalimat yang
diperluas membentuk kalimat baru.Anak kalimat ditandai pemakaian kata penghubung dan bila mendahului
induk kalimat dipisah dengan tanda baca koma).
Berikut tabel jenis hubungan antarklausa,konjungtor,dan fungsinya
dalam kalimat majemuk bertingkat.
Jenis Hubungan
|
Kata Penghubung
|
a.waktu
|
sejak,sedari,sewaktu,
sementara,seraya,setelah,sambil,sehabis,sebelum,ketika,tatkala,hingga,sampai
|
b.syarat
|
jika(lau),seandainya,
an-daikata,andaikan,asalkan,kalau,apabila,bilaman,manakala
|
c.tujuan
|
agar,supaya,untuk,biar
|
d.konsesif
|
walau(pun),meski(pun),sekalipun,biar(pun),kendati(pun),sungguh(pun)
|
e.pembandingan
|
seperti,bagaikan,laksa-na,sebagaimana,dari-pada,alih-alih,ibarat
|
f.penyebaban
|
sebab,karena,oleh
karena
|
g.pengakibatan
|
sehingga,sampai-sampai,maka
|
h.cara/alat
|
dengan,tanpa
|
i.kemiripan
|
seolah-olah,akan
|
j.kenyataan
|
Padahal
|
k.penjelasan
|
Bahwa
|
l.hasil
|
Makanya
|
Contoh kalimat majemuk bertingkat/kompleks/subordinatif :
1. Agar koperasi unit desa (KUD) berkembang,perlu dipikirkan
penciptaan kader-kader yang tangguh.
2. Ketika memberikan keterangan,saksi itu
meneteskan air mata.
3. Pembangunan
rumah susun itu memerlukan penelitian sebab
beberapa unit rumah susun belum berpenghuni.
4. hujan
turun berhari-hari sehingga banjir
besar melanda kota itu.
5. Dengan menurunkan harga beberapa jenis BBM,kita berharap kegiatan
ekonomi tidak lesu lagi.
6. Pengurus
lama berjanji bahwa koperasi kita
akan memilih pengurus baru.
7. Tempat
itu kotor,makanya dia malas kalau
disuruh ke situ.
8. Dia
diam saja seakan-akan tidak tahu
kesalahannya.
9. Semangat
belajarnya tetap tinggi meskipun
usianya sudah lanjut.
10. Aku memahaminya sebagaimana
ia memahamiku.
2.
Jenis kalimat Menurut Fungsinya
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya(introgatif), (3) kalimat perintah (imperatif),dan (4) kalimat seru (ekslamatif)[5][7].
Sesuai Tata Bahasa Buku Bahasa Indonesia (2003:337) disebutkan berdasarkan bentuk atau kategori sintaksisnya kalimat dibedakan atas empat macam,yaitu : (1)kalimat berita (deklaratif), (2) kalimat tanya(introgatif), (3) kalimat perintah (imperatif),dan (4) kalimat seru (ekslamatif)[5][7].
(a) Kalimat
Berita
(Deklaratif)
Kalimat berita adalah kalimat yang
dipakai untuk menyatakan suatu berita.
Ciri-ciri kalimat berita, yaitu : bersifat bebas,boleh langsung atau tak
langsung,aktif atau pasif,tunggal atau majemuk , berintonasi menurun dan
kalimatnya diakhiri tanda titik (.).
Contoh :
1. Pembagian beras gratis di
kampungku dilakukan kemarin pagi.
2. Perayaan HUT RI 63 berlangsung
meriah.
(b) Kalimat
Tanya (Introratif)
Kalimat
tanya adlah kalimat yang dipakai untuk memperoleh informasi.Ciri –ciri kalimat
tanya, yaitu : diakhiri tanda tanya(?),berintonasi naik dan sering pula hadir
kata apa(kah),bagaimana,dimana, siapa,yang mana,dll.
Contoh
:
1. Apakah barang ini milikmu?
2.
Kapan adikmu kembali ke Indonesia?
(c) Kalimat
Perintah (Imperatif)
Kalimat
perintah (imperatif) dipakai untuk menyuruh dan melarang orang berbuat sesuatu.
Kalimat perintah berintonasi menurun dan diakhiri tanda titik (.) atau seru
(!). Kalimat perintah dapat dipilah lagi menjadi kalimat perintah suruhan,kalimat perintah halus,kalimat perintah
permohonan,kalimat perintah ajakan dan harapan,kalimat perintah larangan,dan
kalimat perintah pembiaran.
Contoh :
1.
Tolonglah bawa motor ini ke bengkel.(k.perintah halus)
2.
Buka pintu itu! (k.perintah suruhan)
3.
Jangan buang sampah di sungai itu! (k.perintah larangan)
4.
Mohon hadiah ini kamu terima. (k.perintah permohonan/permintaan)
5.
Ayolah, kita belajar. (k.perintah ajakan dan harapan)
6.
Biarlah dia pergi bersama temannya. (k.perintah pembiaraan)
(d) Kalimat
Seru (Ekslamatif)
Kalimat seru (ekslamatif) adalah kalimat yang
dipakai untuk mengungkapkan perasaan emosi yang kuat,termasuk kejadian yang
tiba-tiba dan memerlukan reaksi spontan. Kalimat ini berintonasi naik dan
diakhiri tanda seru (!).
Contoh
:
1. Hai,ini dia orang yang
kita cari!
2. Wah,pintar benar anak
ini !
3. Jenis
Kalimat menurut Kelengkapan Unsurnya
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : (1) kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
Dipandang dari segi kelengkapan unsurnya, kalimat dibedakan menjadi dua yaitu : (1) kalimat sempurna (mayor) dan kalimat tak lengkap (minor).
(a)
Kalimat Sempurna (Mayor)
Kalimat sempurna adalah kalimat yang dasarnya terdiri dari sebuah
klausa bebas (Cook,197 : 47)[6][8]. Oleh karena yang mendasari kalimat sempurna adalah suatu klausa
bebas maka kalimat sempurna ini cukup kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
Contoh :
1. Ayah membaca
koran. (K.S. dilihat dari kalimat tunggal)
2. Kalau saya mempunyai
uang, saya akan membeli rumah itu.(K.S. dilihat dari kalimat majemuk bertingkat.
(b)
Kalimat Tak Sempurna (Minor)
Kalimat tak sempurna adalah kalimat yang subjek dan predikatnya
tidak lengkap atau dengan kata lain subjek dan predikatnya tidak ada sama
sekali.. Kalimat tak sempurna ini mencakup kalimat pertanyaan,minor,dan seruan[7].
Contoh :
a. “Maksudmu?”
b. “Ayah di Sumatera Utara.”
4. Jenis Kalimat
menurut Susunan Subjek dan Predikatnya
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
Jenis kalimat menurut susunan subjek dan predikatnya dapat dibagi menjadi dua yuitu : kalimat versi dan kalimat inversi.
(a) Kalimat Versi
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.
Kalimat versi adalah kalimat yang berpola S-P. Kalimat ini bisa dikatakan sama dengan kalimat tunggal tunggal yang mempunyai satu klausa.
Contoh
:
1. Dokter menangani pasien itu
dengan baik.
2. Mereka bersalaman.
(b) Kalimat
InversiI
Kalimat
inversi adalah kalimat yang P-nya mendahului S sehingga membentuk pola
P-S.Selain merupakan variasi dari pola S-P,ternyata kalimat berpola P-S dapat
memberi penekanan atau ketegasan makna tertentu.Memang kata atau frase yang
pertama muncul dalam tuturan bisa menjadi kata kunci yang mempengaruhi makna.
Contoh
:
1. Matikan
televisi itu.
2. Tidak terkabul
permintaannya.
6.
Kalimat menurut Sifat Hubungan Aktor-Aksi.
Dipandang dari segi hubungan aktor-aksi, maka kalimat ini terbagi
menjadi empat yaitu : (1) kalimat aktif, (2) kalimat pasif, (3) kalimat medial
dan (4) kalimat resiprokal.
(a)
Kalimat Aktif
Kalimat aktif adalah kalimat kalimat yang subjeknya sebagai pelaku
atau aktor (Cook,1971 : 49). Kalimat aktif umumnya berawalan me-
dan ber- pada P-nya. Contoh :
1. Anto mengambil
buah mangga.
2. Adik bermain
bola.
(b) Kalimat
Pasif
Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
Kalimat pasif adalah kalimat kalimat yang subjeknya berperan sebagai penderita atau dikenai pekerjaan / tindakan. Kalimat pasif umumnya berawalan di- , ter- , ke-an. Contoh :
1. Piring dicuci
Anita.
2. Adik terjatuh
di kamar mandi.
3. Suaranya
kedengaran ke sana.
- KalimatMedial
Kalimat medial adalah kalimat yang subjeknya berperan baik sebagai pelaku dan atau sebagai penderita (objek).
Contoh :
1. Dia menghibur dirinya.
2. Wanita itu menggantung dirinya
sendiri.
3.
Mereka menyusahkan diri sendiri.
(c)
Kalimat Reiprokal
Kalimat resiprokal adalah kalimat yang subjek dan objeknya
melakukan sesuatu perbuatan yang berbalas-balasan.
Contoh :
1. Saya sering
tukar-menukar buku dengan si Joni.
2.
Para pembeli ramai tawar-menawar dengan para pedagang.
D. Kalimat
Inti dan Inti Kalimat
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Kalimat inti adalah kalimat yang terdiri atas S dan P. Sedangkan inti kalimat adalah kalimat yang terdiri atas inti-inti kalimat atau unsur-unsur kalimat yaitu S-P-O.
Syarat-syarat kalimat inti :
1. Terdiri dari
dua suku kata
2. Berpola S dan P
3. Intonasi netral
Syarat-syarat inti kalimat :
1. Terdiri dari
tiga suku kata
2. Berpola S-P-O
3. Intonasi netral
Contoh :
a) Adik saya yang paling bungsu
sedang mempelajari bahasa Mandarin
Kalimat inti : Adik mempelajari
Inti kalimat : Adik mempelajari bahasa Mandarin
b) Penelitian-penelitian
mutakhir memusatkan perhatian pada
makanan dari soya, yang ternyata dapat membantu mencegah kanker
payudara.
Kalimat inti :
Penelitian - penelitian memusatkan
Inti kalimat :
Penelitian - penelitian memusatkan perhatian
.
SUMBER :
- Arifin, Prof. Dr. E. Zaenal, Dra. Junaiyah H.M., M.Hum., Sintaksis UntukMahasiswa Strata Satu Jurusan Bahasa Atau Linguistik Dan Guru Bahasa IndonesiaSMA/SMK, penerbit PT Grasindo, Jakarta, 2009, hal. 54-81
- Dendy Sugono,Berbahasa Indonesia Dengan Benar,(Jakarta: Gramedia Press 1999)
- J.S.Badudu,Inilah Bahasa Indonesia Yang Benar III,(Jakarta: Pustaka Setia, 1989)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar