D
|
alam
pembuatan naskah yang baik tergantung dari kerangka karangan yang telah digarap
sebelumnya, beserta perincian-perinciannya yang telah dilakukan kemudian.
Perincian dari kerangka karangan akan menghasilkan suatu bab-bab dan sub-sub
bab. Dari bab-bab dan sub-sub bab ini akan menghasilkan pokok-pokok pikiran
atau gagasan utama dalam sebuah paragraf atau alinea.
Dalam pembuatan naskah yang baik juga kita harus
memperhatikan struktur kalimat dan pilihan kata (diksi) yang dibuat sedemikian
rupa, sehingga apa yang kita tulis itu jelas, teratur dan menarik.
Namun, ada hal yang lebih penting dari semua hal yang telah
diuraikan di atas. Sebuah karangan juga menuntut suatu persyaratan lain yaitu
persyaratan formal; bagaimana supaya bentuk atau wajah dari karangan itu, sehingga
kelihatan tampak lebih indah dan menarik. Persyaratan formal ini meliputi
bagian-bagian pelengkap dan kebiasaan-kebiasaan yang harus diikuti dalam dunia
kepenulisan. Semua persyaratan ini secara umum disebut dengan konvensi
naskah. Dari segi persyaratan formal ini, dapat dibedakan lagi karya yang
dilakukan secara formal, semi-formal, dan non-formal.Yang
dimaksud dengan formal adalah bahwa suatu karya memenuhi semua persyaratan
lahiriah yang dituntut oleh konvensi. Sebaliknya, semi-formal yaitu bila sebuah
karangan tidak memenuhi semua persyaratan lahiriah yang dituntut konvensi.
Sedangkan non-formal yaitu bila bentuk sebuah karangan tidak memenuhi
syarat-syarat formalnya.
PENGERTIAN
KONVENSI
Konvensi naskah adalah penulisan
naskah karangan ilmiah berdasarkan aturankelaziman yang sudah disepakati. Para
akademis di perguruan tinggi cenderungmenjadikan kelaziman dan kesepakatan ini
aturan baku. Namun, model naskah yang sudah lazim atau berdasarkan konvensi
tidak hanya digunakan olehakademisi di perguruan tinggi. Para professional
dalam berbagai bidang disiplinilmu yang bekerja pada lembaga pemerintahan dan
swasta, baik dalam negerimaupun luar negeri senantiasa menggunakannya.Aturan
pengetikan, pengorganisasian materi utama, pengorganisasian materilengkap,
bahasa, dan kelengkapan penulisan lainnya merupakan konvensi naskahyang
biasanya digunakan.
SYARAT FORMAL PENULISAN SEBUAH NASKAH
Dalam menyusun sebuah karangan perlu adanya pengorganisasian
karangan. Pengorganisasian karangan adalah penyusunan seluruh unsur karangan
menjadi satu kesatuan karangan dengan berdasarkan persyaratan formal kebahasaan
yang baik, benar, cermat, logis: penguasaan, wawasan keilmuan bidang kajian
yang ditulis secara memadai; dan format pengetikan yang sistematis.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Persyaratan formal (bentuk lahiriah) yang harus dipenuhi sebuah karya menyangkut tiga bagian utama, yaitu: Bagian pelengkap pendahuluan, isi karangan, dan bagian pelengkap penutup.
Unsur-unsur dalam Penulisan Sebuah
Karangan:
1. Bagian Pelengkap Pendahuluan
Bagian pelengkap pendahuluan atau disebut juga halaman-halaman
pendahuluan sama sekali tidak menyangkut isi karangan. Tetapi bagian ini
harus disiapkan sebagai bahan informasi bagi para pembaca dan sekaligus
berfungsi menampilkan karangan itu dalam bentuk yang kelihatan lebih menarik.
a.
Judul Pendahuluan (Judul Sampul)
dan Halaman Judul
Judul pendahuluan adalah nama karangan. Halaman judul pendahuluan tidak
mengandung apa-apa kecuali mencantumkan judul karangan atau judul buku. Judul
karangan atau judul buku ditulis dengan huruf kapital. Biasanya letaknya di
tengah halaman agak ke atas. Namun, variasi-variasi lain memang kerap sekali
dijumpai.
Dalam pembuatan sebuah makalah atau
skripsi, halaman judul mencantumkan nama karangan, penjelasan adanya tugas, nama
pengarang (penyusun), kelengkapan identitas pengarang (nomor induk/registrasi,
kelas, nomor absen), nama unit studi (unit kerja), nama lembaga (jurusan,
fakultas, unversitas), nama kota, dan tahun penulisan. Untuk memberikan daya tarik pembaca, penyusunan judul perlu memperhatikan unsur-unsur sebagai berikut:
- Judul menggambarkan keseluruhan isi karangan.
- Judul harus menarik pembaca baik makna maupun penulisannya. Sampul: nama karangan, penulis, dan penerbit
- Halaman judul: nama karangan, penjelasan adanya tugas, penulis, kelengkapan identitas pengarang, nama unit studi, nama lembaga, nama kota, dan tahun penulisan (dalam pembuatan makalah atau skripsi).
- Seluruh frasa ditulis pada posisi tengah secara simetri (untuk karangan formal), atau model lurus pada margin kiri (untuk karangan yang tidak terlalu formal).
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan makalah atau skripsi pada halaman judul:
- Judul diketik dengan huruf kapital, misalnya :
UPAYA MENGATASI KEMISKINAN PADA
MASYARAKAT PEMUKIMAN KUMUH
DI KELURAHAN JATINEGARA JAKARTA TIMUR
- Penjelasan tentang tugas disusun dalam bentuk kalimat, misalnya:
Makalah ini Disusun untuk Melengkapi Ujian
Akhir
Mata
Kuliah Bahasa Indonesia Semester Ganjil 2009
Atau
Skripsi
ini Diajukan untuk Melengkapi Ujian Sarjana Ekonomi pada
Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma
- Nama penulis ditulis dengan huruf kapital, di bawah nama dituliskan Nomor Induk Mahasiswa (NIM), misalnya:
ANASTASIA
INDRIANI
10709234
- Logo universitas untuk makalah, skripsi, tesis, dan disertasi; makalah ilmiah tidak diharuskan menggunakan logo.
- Data institusi mahasiswa mencantumkan program studi, jurusan, fakultas, unversitas, nama kota, dan tahun ditulis dengan huruf kapital, misalnya:
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS
EKONOMI
UNIVERSITAS
GUNADARMA
JAKARTA
2008
Hal-hal yang harus dihindarkan dalam halaman judul
karangan formal: Ø Komposisi tidak menarik.
Ø Tidak estetik.
Ø Hiasan gambar tidak relevan.
Ø Variasi huruf jenis huruf.
Ø Kata “ditulis (disusun) oleh.”
Ø Kata “NIM/NRP.”
Ø Hiasan, tanda-tanda, atau garis yang tidak berfungsi.
Ø Kata-kata yang berisi slogan.
Ø Ungkapan emosional.
Ø Menuliskan kata-kata atau kalimat yang tidak berfungsi.
b. Halaman Persembahan (kalau ada)
Bagian ini tidak terlalu penting.
Bila penulis ingin memasukan bagian ini, maka hal itu semata-mata dibuat atas
pertimbangan penulis. Persembahan ini jarang melebihi satu halaman, dan biasanya
terdiri dari beberapa kata saja, misalnya:
Kutulis novel ini
dengan cahaya cinta
untuk mahar menyunting belahan jiwa,
Muyasaratun Sa’idah binti KH. Muslim
Djawahir, alm.
Rabbana hab lanaa min azwaajinaa wa
dzurriyyaatinaa
Qurrata a’yuni waj’alnaa lil
muttaqiina imaama. Amin.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan persembahan ini,
maka persembahan ini ditempatkan berhadapan dengan halaman belakang judul buku,
atau berhadapan dengan halaman belakang cover buku, atau juga menyatu dengan
halaman judul buku.
c. Halaman
Pengesahan (kalau ada)
Halaman pengesahan digunakan sebagai pembuktian bahwa karya
ilmiah yang telah ditanda-tangani oleh pembimbing, pembaca/penguji, dan ketua
jurusan telah memenuhi persyaratan administratif sebagai karya ilmiah. Halaman
pengesahan biasanya digunakan untuk penulisan skripsi, tesis, dan disertasi,
sedangkan makalah ilmiah, dan karangan lainnya (baik non-fiksi maupun fiksi)
tidak mengharuskan adanya halaman pengesahan. Penyusunan pengesahan ditulis
dengan memperhatikan persyaratan formal urutan dan tata letak unsur-unsur yang
harus tertulis di dalamnya.
Judul skripsi seluruhnya ditulis dengan huruf kapital pada
posisi tengah antara margin kiri dan kanan. Nama lengkap termasuk gelar akademis
pembimbing materi/teknis, pembaca/penguji, dan ketua program jurusan ditulis
secara benar dan disusun secara simetri kiri-kanan dan atas-bawah. Skripsi
diajukan kepada sidang penguji akademis setelah disetujui oleh pembimbing dan
pembaca/penguji. Penulis skripsi dinyatakan lulus jika skripsinya telah diuji
di hadapan sidang terbuka/tertutup dan telah ditanda-tangani oleh semua nama
yang tercantum dalam halaman pengesahan. Nama kota dan tanggal pengesahan
ditulis di atas kata ketua jurusan.
Hal-hal yang harus dihindarkan :
Ø Menggaris-bawahi nama dan
kata-kata lainnya.
Ø Menggunakan titik atau koma
pada akhir nama.
Ø Tulisan melampaui garis
tepi.
Ø Menulis nama tidak lengkap.
Ø Menggunakan huruf yang tidak
standar.
Ø Tidak mencantumkan gelar
akademis.
d. Kata
Pengantar
Kata pengantar fungsinya sama dengan sebuah surat pengantar.
Kata pengantar adalah bagian karangan yang berisi penjelasan mengapa
menulis sebuah karangan. Setiap karangan ilmiah, seperti: buku, skripsi, tesis,
disertasi, makalah, atau laporan formal ilmiah harus menggunakan kata
pengantar.
Di dalamnya disajikan informasi
sebagai berikut:
- Ucapan
syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
- Penjelasan
adanya tugas penulisan karya ilmiah (untuk skripsi, tesis, disertasi, atau
laporan formal ilmiah
- Penjelasan pelaksanaan penulisan karya ilmiah (untuk
skripsi, tesis, disertasi, atau laporan formal ilmiah
- Penjelasan
adanya bantuan, bimbingan, dan arahan dari seseorang, sekolompok orang, atau
organisasi/lembaga.
- Ucapan
terima kasih kepada seseorang, sekolompok orang, atau organisasi/lembaga yang
membantu
- Penyebutan
nama kota, tanggal, bulan, tahun, dan nama lengkap penulis, tanpa dibubuhi
tanda-tangan
- Harapan
penulis atas karangan tersebut- Manfaat bagi pembaca serta kesediaan menerima kritik dan saran.
Kata pengantar merupakan bagian dari keseluruhan karya
ilmiah. Sifatnya formal dan ilmiah. Oleh karena itu, kata pengantar harus
ditulis dengan Bahasa Indonesia yang baku, baik, dan benar. Isi kata pengantar
tidak menyajikan isi karangan, atau hal-hal lain yang tertulis dalam
pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan. Sebaliknya, apa yang sudah
tertulis dalam kata pengantar tidak ditulis ulang dalam isi karangan.
Hal-hal yang harus dihindarkan:
Ø
Menguraikan isi karangan.
Ø Mengungkapkan perasaan berlebihan.
Ø
Menyalahi kaidah bahasa.
Ø Menunjukkan sikap kurang percaya
diri.
Ø Kurang meyakinkan.
Ø Kata pengantar terlalu panjang.
Ø Menulis kata pengantar semacam sambutan.
Ø Kesalahan
bahasa: ejaan, kalimat, paragraf, diksi, dan tanda baca tidak efektif.
e.
Daftar Isi
Daftar isi adalah bagian pelengkap pendahuluan yang memuat
garis besar isi karangan ilmiah secara lengkap dan
menyeluruh, dari judul sampai dengan riwayat hidup penulis sebagaimana lazimnya
sebuah konvensi naskah karangan. Daftar isi berfungsi untuk merujuk nomor
halaman judul bab, sub-bab, dan unsur- unsur pelengkap dari sebuah buku yang
bersangkutan.
Daftar isi disusun secara konsisten baik penomoran,
penulisan, maupun tata letak judul bab dan judul sub-sub bab. Konsistensi ini
dipengaruhi oleh bentuk yang digunakan.
f.
Daftar Gambar
Bila dalam buku itu terdapat gambar-gambar, maka setiap
gambar yang tercantum dalam karangan harus tertulis didalam daftar gambar.
Daftar gambar menginformasikan: judul gambar, dan nomor halaman.
g. Daftar
Tabel
Bila dalam buku itu terdapat tabel-tabel, maka setiap tabel
yang tertulis dalam karangan harus tercantum dalam daftar tabel. Daftar tabel
ini menginformasikan: nama tabel dan nomor halaman.
2. Bagian Isi Karangan
Bagian isi karangan sebenarnya merupakan inti dari karangan
atau buku; atau secara singkat dapat dikatakan karangan atau buku itu sendiri.
a. Pendahuluan
Pendahuluan adalah bab I karangan. Tujuan utama pendahuluan
adalah menarik perhatian pembaca, memusatkan perhatian pembaca terhadap masalah
yang dibicarakan, dan menunjukkan dasar yang sebenarnya dari uraian itu.
Pendahuluan terdiri dari latar belakang, masalah, tujuan pembahasan, pembatasan
masalah, landasan teori, dan metode pembahasan. Kesuluruhan isi pendahuluan
mengantarkan pembaca kepada materi yang akan dibahas, dianalisis-sintesis,
dideskripsi, atau diuraikan dalam bab kedua sampai bab terakhir.
Untuk menulis pendahuluan yang baik, penulis perlu
memperhatikan pokok-pokok yang harus tertuang dalam masing-masing unsur
pendahuluan sebagai berikut:
1)
Latar belakang masalah, menyajikan:
- Penalaran (alasan) yang menimbulkan masalah atau pertanyaan yang akan diuraikan jawabannya dalam bab pertengahan antara pendahuluan dan kesimpulan dan dijawab atau ditegaskan dalam kesimpulan. Untuk itu, arah penalaran harus jelas, misalnya deduktif, sebab-akibat, atau induktif.
- Kegunaan praktis hasil analisis, misalnya: memberikan masukan bagi kebijakan pimpinan dalam membuat keputusan, memberikan acuan bagi pengembangan sistem kerja yang akan datang.
- Pengetahuan tentang studi kepustakaan, gunakan informasi mutakhir dari buku-buku ilmiah, jurnal, atau internet yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Penulis hendaklah mengupayakan penggunaan buku-buku terbaru.
- Pengungkapan masalah utama secara jelas dalam bentuk pertanyaan, gunakan kata tanya yang menuntut adanya analisis, misalnya: bagaimana...., mengapa....
- Tidak menggunakan kata apa karena tidak menuntut adanya analisis, cukup dijawab dengan ya atau tidak.
2)
Tujuan penulisan berisi:
- Target, sasaran, atau upaya yang hendak dicapai, misalnya: mendeskripsikan hubungan X terhadap Y; membuktikan bahwa budaya tradisi dapat dilestarikan dengan kreativitas baru; menguraikan pengaruh X terhadap Y
- Upaya pokok yang harus dilakukan, misalnya: mendeskripsikan data primer tentang kualitas budaya tradisi penduduk asli Jakarta; membuktikan bahwa pembangunan lingkungan pemukiman kumuh yang tidak layak huni memerlukan bantuan pemerintah.
- Tujuan utama dapat dirinci menjadi beberapa tujuan sesuai dengan masalah yang akan dibahas. Jika masalah utama dirinci menjadi dua, tujuan juga dirinci menjadi dua.
3)
Ruang lingkup masalah berisi:
- ·Pembatasan masalah yang akan dibahas.
- Rumusan detail masalah yang akan dibahas
- Definisi atau batasan pengertian istilah yang tertuang dalam setiap variabel. Pendefinisian merupakan suatu usaha yang sengaja dilakukan untuk mengungkapkan suatu benda, konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya dengan kata-kata.
4)
Landasan teori menyajikan:
- Deskripsi atau kajian teoritik variabel X tentang prinsip-prinsip teori, pendapat ahli dan pendapat umum, hukum, dalil, atau opini yang digunakan sebagai landasan pemikiran kerangka kerja penelitian dan penulisan sampai dengan kesimpulan atau rekomendasi
- Penjelasan hubungan teori dengan kerangka berpikir dalam mengembangkan konsep penulisan, penalaran, atau alasan menggunakan teori tersebut.
5)
Sumber data penulisan berisi:
- Sumber data sekunder dan data primer
- Kriteria penentuan jumlah data
- Kriteria penentuan mutu data.
- Kriteria penentuan sample.
- Kesesuaian data dengan sifat dan tujuan pembahasan.
6)
Metode dan teknik penulisan berisi:
- Penjelasan metode yang digunakan dalam pembahasan, misalnya: metode kuantitatif, metode deskripsi, metode komparatif, metode korelasi, metode eksploratif, atau metode eksperimental.
- Teknik penulisan menyajikan cara pengumpulan data seperti wawancara, observasi, dan kuisioner; analisis data, hasil analisis data, dan kesimpulan.
7)
Sistematika penulisan berisi:
- ·Gambaran singkat penyajian isi pendahuluan, pembahasan utama, dan kesimpulan
- Penjelasan lambang-lambang, simbol-simbol, atau kode (kalau ada).
b.
Tubuh Karangan
Tubuh karangan atau bagian utama karangan merupakan inti
karangan berisi sajian pembahasan masalah. Bagian ini menguraikan seluruh
masalah yang dirumuskan pada pendahuluan secara tuntas (sempurna). Di sinilah
terletak segala masalah yang akan dibahas secara sistematis.
Kesempurnaan pembahasan diukur berdasarkan kelengkapan unsur-unsur berikut ini:
1) Ketuntasan materi:
Materi yang dibahas mencakup seluruh variabel yang tertulis
pada kalimat tesis, baik pembahasan yang berupa data sekunder (kajian teoretik)
maupun data primer. Pembahasan data primer harus menyertakan pembuktian secara
logika, fakta yang telah dianalisis atau diuji kebenarannya, contoh-contoh, dan
pembuktian lain yang dapat mendukung ketuntasan pembenaran.
2)
Kejelasan uraian/deskripsi:
- Kejelasan konsep:
Konsep adalah keseluruhan pikiran yang terorganisasi secara
utuh, jelas, dan tuntas dalam suatu kesatuan makna. Untuk itu, penguraian dari
bab ke sub-bab, dari sub-bab ke detail yang lebih rinci sampai dengan uraian
perlu memperhatikan kepaduan dan koherensial, terutama dalam menganalisis,
menginterpretasikan (manafsirkan) dan menyintesiskan dalam suatu penegasan atau
kesimpulan. Selain itu, penulis perlu memperhatikan konsistensi dalam
penomoran, penggunaan huruf, jarak spasi, teknik kutipan, catatan pustaka, dan
catatan kaki.
- Kejelasan bahasa:
Kejelasan dan ketetapan pilihan kata yang dapat diukur
kebenarannya. Untuk mewujudkan hal itu, kata lugas atau kata denotatif lebih
baik daripada kata konotatif atau kata kias (terkecuali dalam pembuatan
karangan fiksi, kata konotatif atau kata kias sangat diperlukan)
Kejelasan makna kalimat tidak bermakna ganda, menggunakan
struktur kalimat yang betul, menggunakan ejaan yang baku, menggunakan kalimat
efektif, menggunakan koordinatif dan subordinatif secara benar.
Kejelasan makna paragraf dengan memperhatikan syarat-syarat
paragraf: kesatuan pikiran, kepaduan, koherensi (dengan repetisi, kata ganti,
paralelisme, kata transisi), dan menggunakan pikiran utama, serta menunjukkan
adanya penalaran yang logis (induktif, deduktif, kausal, kronologis,
spasial).
- Kejelasan penyajian dan fakta kebenaran fakta:
Kejelasan penyajian fakta dapat diupayakan dengan berbagai
cara, antara lain: penyajian dari umum ke khusus, dari yang terpenting ke
kurang penting; kejelasan urutan proses. Untuk menunjang kejelasan ini perlu
didukung dengan gambar, grafik, bagan, tabel, diagram, dan foto-foto. Namun,
kebenaran fakta sendiri harus diperhatikan kepastiannya.
Hal-hal lain yang harus dihindarkan dalam penulisan karangan
(ilmiah):
- Subjektivitas dengan menggunakan kata-kata: saya pikir, saya rasa, menurut pengalaman saya, dan lain-lain. Atasi subjektivitas ini dengan menggunakan: penelitian membuktikan bahwa…, uji laboratorium membuktikan bahwa…, survei membuktikan bahwa…
- Kesalahan: pembuktian pendapat tidak mencukupi, penolakan konsep tanpa alasan yang cukup, salah nalar, penjelasan tidak tuntas, alur pikir (dari topik sampai dengan simpulan) tidak konsisten, pembuktian dengan prasangka atau berdasarkan kepentingan pribadi, pengungkapan maksud yang tidak jelas arahnya, definisi variabel tidak (kurang) operasional, proposisi yang dikembangkan tidak jelas, terlalu panjang, atau bias, uraian tidak sesuai dengan judul.
c. Kesimpulan
Kesimpulan atau simpulan merupakan bagian terakhir atau
penutup dari isi karangan, dan juga merupakan bagian terpenting sebuah karangan
ilmiah. Pembaca yang tidak memiliki cukup waktu untuk membaca naskah seutuhnya
cenderung akan membaca bagian-bagian penting saja, antara lain kesimpulan. Oleh
karena itu, kesimpulan harus disusun sebaik mungkin. Kesimpulan harus
dirumuskan dengan tegas sebagai suatu pendapat pengarang atau penulis terhadap
masalah yang telah diuraikan.
Penulis dapat merumuskan kesimpulannya dengan dua cara:
- Dalam tulisan-tulisan yang bersifat argumentatif, dapat dibuat ringkasan-ringkasan argumen yang penting dalam bentuk dalil-dalil (atau tesis-tesis), sejalan dengan perkembangan dalam tubuh karangan itu
- Untuk kesimpulan-kesimpulan biasa, cukup disarikan tujuan atau isi yang umum dari pokok-pokok yang telah diuraikan dalam tubuh karangan itu.
3. Bagian Pelengkap Penutup
Bagian pelengkap penutup juga
merupakan syarat-syarat formal bagi suatu karangan ilmiah.
a. Daftar pustaka (Bibliografi)
Setiap karangan ilmiah harus menggunakan data pustaka atau
catatan kaki dan dilengkapi dengan daftar bacaan. Daftar pustaka (bibliografi)
adalah daftar yang berisi judul buku, artikel, dan bahan penerbitan lainnya
yang mempunyai pertalian dengan sebuah atau sebagian karangan
Unsur-unsur daftar pustaka meliputi:
ö Nama
pengarang: penulisannya dibalik dengan menggunakan koma.
ö Tahun
terbit.
ö Judul
buku: penulisannya bercetak miring.
ö Data
publikasi, meliputi tempat/kota terbit, dan penerbit..
ö Untuk
sebuah artikel diperlukan pula judul artikel, nama majalah, jilid, nomor, dan
tahun terbit.
Contoh: Tarigan, Henry. 1990. Membaca sebagai Suatu
Keterampilan Berbahasa Bandung: Angkasa. (Banyak versi lainnya, misal: Sistem Harvard, Sistem Vancover, dan
lain-lain)
Keterangan:
- Jika buku itu disusun oleh dua pengarang, nama pengarang kedua tidak perlu dibalik.
- Jika buku itu disusun oleh lembaga, nama lembaga itu yang dipakai untuk menggantikan nama pengarang.
- Jika buku itu merupakan editorial (bunga rampai), nama editor yang dipakai dan di belakangnya diberi keterangan ed. ‘editor’
- Nama gelar pengarang lazimnya tidak dituliskan.
- Daftar pustaka disusun secara alfabetis berdasarkan urutan huruf awal nama belakang pengarang.
b.
Lampiran
(Apendix)
Lampiran (apendix) merupakan suatu bagian pelengkap yang
fungsinya terkadang tumpang tindih dengan catatan kaki. Bila penulis ingin
memasukan suatu bahan informasi secara panjang lebar, atau sesuatu informasi
yang baru, maka dapat dimasukkan dalam lampiran ini. Lampiran ini dapat berupa
esai, cerita, daftar nama, model analisis, dan lain-lain. Lampiran ini
disertakan sebagai bagian dari pembuktian ilmiah. Penyajian dalam bentuk
lampiran agar tidak mengganggu pembahasan jika disertakan dalam uraian.
c.
Indeks
Indeks adalah daftar kata atau istilah yang digunakan dalam
uraian dan disusun secara alfabetis (urut abjad). Penulisan indeks disertai
nomor halaman yang mencantumkan penggunaan istilah tersebut. Indeks berfungsi
untuk memudahkan pencarian kata dan penggunaannya dalam pembahasan.
d. Riwayat
Hidup Penulis
Buku, skripsi, tesis, disertasi perlu disertai daftar
riwayat hidup. Dalam skripsi menuntut daftar RHP lebih lengkap. Daftar riwayat
hidup merupakan gambaran kehidupan penulis atau pengarang. Daftar riwayat hidup
meliputi: nama penulis, tempat tanggal lahir, pendidikan, pengalaman
berorganisasi atau pekerjaan, dan karya-karya yang telah dihasilkan oleh
penulis.
JENIS-JENIS KARYA ILMIAH
Secara garis
besar, karya ilmiah diklasifikasikan menjadi dua, yaitu karya ilmiah pendidikan dan karya ilmiah
penelitian (Arifin, 2006:15).
1. Karya ilmiah Pendidikan
- Paper (karya tulis)
Paper atau
lebih populer dengan sebutan karya tulis, adalah karya ilmiah berisi ringkasan atau resume dari suatu
mata kuliah tertentu atau ringkasan dari suatu ceramah yang diberikan oleh dosen kepada mahasiswanya
- Praskripsi
Praskripsi
adalah karya tulis ilmiah pendidikan yang umumnya digunakan sebagai persyaratan
mendapatkan gelar sarjana muda. Karya ilmiah ini disyaratkan bagi mahasiswa
pada jenjang akademik atau setingkat Dilpoma 3 (D-3)
- · Skripsi
Skripsi adalah
karya tulis akademik hasil studi atau penelitian yang ditulis dan disusun secra
sistematis berdasarkan metode ilmiah baik melalui penelitian induktif maupun
deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah pengawasan pembimbingnya.
Skripsi juga merupakan salah satu dari syarat akademik yang harus dipenuhi untuk memperoleh
gelar sarjana strata 1 (S-1). Skripsi disusun berdasarkan
hasil penelitian yang biasanya dilakukan setelah persyaratan akademik
lainnya telah terpenuhi. Skripsi disusun berdasarkan kerangka pemikiran yang seluruhnya sama mengacu kepada
tori orang lain yang telah ditemukan sebelumnya. Penulis hanya mengacu dan
menggunakan tori-teori tersebut dalam bentuk kerangka pemikiran yang sama untuk
menjawab masalah penelitian atau menguji hipotesisnya. Demikian pula, data yang
dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode yang sederhana (deskriptif,
linear, univariateve, bivariateve).
- Tesis
Tesis adalah
karya tulis akademik hasil studi yang dilakukan secara mandiri yang ditulis dan
disusun secara sistematis berdasarkan metode ilmiah, baik melalui penelitian
induktif maupun deduktif yang dilakukan oleh mahasiswa di bawah pengawasan
pembimbingnya. Tesis juga merupakan salah satu syarat akademik yang harus
dipenuhi untuk mendapatkan gelar magister strata 2 (S-2) . Tesis ini dibuat
berdasarkan hasil penelitian yang cakupan penelitiannya lebih luas (bila
dibandingkan dengan skripsi) dan menggunakan teori maupun konsep yang lebih
komprehensif guna mendapatkan kesimpulan yang lebih umum (berlaku umum), tidak
hanya berlaku pada tempat kerja tertentu saja. Tesis disusun berdasarkan
kerangka pemikiran yang telah dikembangkan dan mengacu dari teori-teori orang
lain yang telah ditemukan sebelumnya, namun kerangka pemikiran tersebut
dikembangkan lagi oleh penulisnya. Penulis mengacu dan menggunakan teori-teori
yang telah ada tersebut dan mengembangkannya sendiri dalam bentuk kerangka
pemikiran untuk menjawab masalah penelitian atau menguji hipoteisnya. Jadi,
data yang dikumpulkan dianalisis dengan menggunakan metode yang medium (bivariateve, multivariative).
- Disertasi
Disertasi
adalah karya tulis akademik hasil studi atau penelitian yang lebih mendalam
yang dilakukan secara mandiri serta resensi sumbangan baru bagi perkembangan
ilmu dan pengetahuan, atau penemuan jawaban baru bagi masalah-masalah yang
sementara telah diketahui jawabannya atau mengajukan pertanyaan-pertanyaan baru
terhadap hal-hal yang diapandang telah mapan di bidang ilmu, pengetahuan,
teknologi, dan seni yang dilakukan oleh calon doktor (S-3) di bawah
pengawasanya promotornya. Disusun berdasarkan kerangka pemikiran baru yang
mengacu kepada teori-teori lain yang telah ditemukan sebelumnya, namun kerangka
pemikiran tersebut diformulasikan sendiri oleh penulisnya (original). Dengan demikian, disertasi akan
memberikan suatu keaslian kepada ilmu dan
pengetahuan melaui metode analisis yang baru, menghasilka kesimpulan-kesimpulan
baru berupa teori dan konsep. Demikian pula data yang dikumpulkan dianalisis
dengan menggunakan metode yang lebih kompleks (multivariate).
2. Karya Ilmiah Penelitian
- Makalah Seminar
- Naskah Seminar
Naskah seminar yakni karya ilmiah
yang beisi uraian dari topik yang membahas suatu permasalahan yang akan
disampaikan dalam forum seminar. Naskah ini bisa berdasarkan hasil penelitian
atau pemikiran murni dari penulis dalam membahas atau memecahkan permasalahan
yang dijadikan topik atau yang dibicarakan dalam seminar.
- Naskah Bersambung
Naskah bersambung sebatas masih berdasarkan ciri-ciri
karya ilmiah, bisa disebut karya tulis ilmiah. Bentuk tulisan bersambung ini
juga mempunyai judul
dengan pokok bahasan (topik) yang sama, hanya penyajiannya saja yang dilakukan secara bersambung, atau bisa juga
pada saat pengumpulan dan penelitian dalam waktu yang berbeda.
- Laporan Hasil Penelitian
Laporan adalah
bagian dari bentuk karya tulis ilmiah yang cara dan penulisannya dilakukan
secara relatif singkat. Laporan ini bisa dikelompokan sebagai karya tulis
ilmiah karena berisikan hasil dari suatu kegiatan penelitian meskipun masih
dalam tahap awal.
c. Jurnal Penelitian
Jurnal
penelitian adalah buku yang terdiri atas karya ilmiah yang isinya berupa hasil
penelitian dan resensi buku. Jurnal penelitian ini harus ditulis secara teratur
dan sebaiknya mendapatkan nomor dari perpustakaan nasional berupa ISSN (Internasional
Standard Serial Number )
TAHAP-TAHAP PENULISAN KARYA ILMIAH
Karya ilmiah merupakan salah satu
bentuk karya tulis yang dihasilkan oleh seseorang baik melalui hasil pemikiran
maupun hasil penelitian. Oleh karena itu dalam penulisan karya ilmiah, kita
harus melalui beberapa tahapan, yang secara umum ada tiga tahapan yang harus kita lakukan
dalam menulis karya ilmiah, yakni (1) Tahap prapenulisan,
(2) tahap penulisan, dan (3) tahap perbaikan (editing ).
Dalam praktiknya proses ini akan menjadi empat tahap,
yaitu:
1. Tahap Persiapan (prapenulisan) Adalah ketika penulis:
a. Menyiapkan diri
b.
Mengumpulkan informasi
c. Merumuskan
masalah
d. Menentukan fokus
e. Mengolah
informasi
f. Menarik tafsiran terhadap
realitas yang dihadapinya
g. Berdiskusi, membaca, mengamati, dan
lain-lain yang memperkaya masukan kognitif yang akan diproses selanjutnya.
2. Tahap Inkubasi
Adalah ketika penulis memproses
informasi yang dimilikinya sedemikian rupa, sehingga
mengantarkannya pada ditemukannya pemecahan masalah atau jalan keluar yang
dicarinya. Dalam pengumpulan data penulis harus memperhatikan hal-hal
sebagai berikut:
a. Pencarian
keterangan dari bahan bacaan
b. Pengumpulan
keterangan dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang akan ditulis.
c. Pengamatan
langsung ke objek yang akan diteliti.
d. Percobaan
dan pengujian di lapangan atau laboratorium.
3. Tahap Iluminasi
Adalah ketika datangnya inspirasi
atau insight , yaitu gagasan datang seakan-akan tiba-tiba dan berloncatan dari pikiran kita. Pada saat ini apa yang telah
lama kita pikirkan menemukan pemecahan masalah atau jalan keluar. Iluminasi
tidak mengenal tempat dan waktu.
4. Tahap
Akhir
Adalah
Verifikasi Apa yang Anda tuliskan sebagai hasil dari tahap iluminasi itu
diperiksa kembali. Diseleksi, dan disusun
sesuai dengan fokus tulisan. Mungkin ada bagian yang tidak perlu dituliskan,
atau hal-hal yang perlu ditambahkan, dan lain-lain
ALASAN PENYUSUNAN KARYA ILMIAH
- Sebagai wahana melatih mengungkapkan pemikiran atau hasil penelitiannya dalam bentuk tulisan ilmiah yang sistematis dan metodologis.
- Menumbuhkan etos ilmiah di kalangan mahasiswa, sehingga tidak hanya menjadi konsumen ilmu pengetahuan, tetapi juga mampu menjadi penghasil (produsen) pemikiran dan karya tulis dalam bidang ilmu pengetahuan, terutama setelah penyelesaian studinya.
- Karya ilmiah yang telah ditulis itu diharapkan menjadi wahana transformasi pengetahuan antara sekolah dengan masyarakat, atau orang-orang yang berminat membacanya.
- Membuktikan potensi dan wawasan ilmiah yang dimiliki mahasiswa dalam menghadapi dan menyelesaikan masalah dalam bentuk karya ilmiah setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan dan pendidikan dari jurusannya.
- Melatih keterampilan dasar untuk melakukan penelitian
DAFTAR PUSTAKA
1. Keraf,
Gorys. Komposisi. Jakarta: Nusa Indah, 1994.
2. HS,
Widjono. BAHASA INDONESIA Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: PT. Grasindo, 2007.
3. Maryani,
Yani, dkk. Intisari Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung: Pustaka Setia,
2005.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar