PENGERTIAN DAN KARAKTERISTIK KELOMPOK
Kelompok adalah
suatu kumpulan dua atau lebih orang-orang yang mengalami interaksi dinamis satu
sama lain (McGrath, 1984). Definisi ini mencakup berbagai jenis kelompok,
misalnya sebuah keluarga kecil, sebuah kelompok kerja besar, suatu kelompok
eksperimen yang hanya bertemu pada satu kesempatan, suatu unit militer yang
bertugas bersama-sama dalam hitungan bulan atau tahun.
Kelompok bersifat dinamis sedangkan agrerat relatif pasif. Anggota-anggota kelompok saling menyadari keberadaan satu sama lain sedangkan orang-orang agrerat seringkali melupakan orang-orang di sekitarnya.
Kelompok bersifat dinamis sedangkan agrerat relatif pasif. Anggota-anggota kelompok saling menyadari keberadaan satu sama lain sedangkan orang-orang agrerat seringkali melupakan orang-orang di sekitarnya.
Dalam interaksi personal
pengertian kelompok memiliki maksud sendiri yaitu proses pertukaran informasi
diantara seseorang dengan paling kurang seorang lainnya atau biasanya di antara
dua orang yang dapat langsung diketahui balikannya.
Dalam persepsi keanggotaan adalah
kelompok itu suatu struktur atau bagian terpenting di dalam suatu keanggotaan.
Lain hal dalam pengertian kelompok dalam kesalingantungan yaitu kelompok adalah
saling terhubungnya hubungan sosial satu sama lain dengan orang lain dan dapat
menimbulkan ketergantungan satu sama lain.
Menurut Smith (1945): Kelompok sosial adalah satu unit yang terdiri
dari sejumlah organisme yang mempunyai persepsi kolektif tentang kesatuan
mereka dan mempunyai kemampuan untuk berbuat dan bertingkah lahu dengan cara
yang sama terhadap lingkungan.
Dalam interaksi personal, menurut Homans (1950): kelompok adalah
sejumlah individu berkomunikasi satu dengan yang lain dalam jangka waktu
tertentu yang jumlahnya tidak terlalu banyak.
Sumber:
Klara Innata Arishanti, 2005
Ada
dua karakteristik yang melekat pada suatu kelompok, yaitu norma dan peran. Yang
akan dibahas dalam tulisan ini adalah tentang norma. Norma adalah persetujuan
atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku
satu dengan lainnya. Ada tiga kategori norma kelompok, yaitu norma sosial,
prosedural dan tugas. Norma sosial mengatur hubungan di antara para nggota
kelompok. Sedangkan norma prosedural menguraikan dengan lebih rinci bagaimana
kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat
keputusan.
1. Kelompok Efektif
1. Kelompok Efektif
Anggota-anggota kelompok bekerja
sama untuk mencapai dua tujuan:
a. Melaksanakan tugas kelompok, dan
a. Melaksanakan tugas kelompok, dan
b. Memelihara moral anggota-anggotanya.
Tujuan
pertama diukur dari hasil kerja kelompok-disebut prestasi (performance). Tujuan
kedua diketahui dari tingkat kepuasan (satisfacation). Jadi, bila kelompok
dimaksudkan untuk saling berbagi informasi (misalnya kelompok belajar), maka
keefektifannya dapat dilihat dari beberapa banyak informasi yang diperoleh
anggota kelompok dan sejauh mana anggota dapat memuaskan kebutuhannya dalam
kegiatan kelompok. Selain itu adanya rasa saling memiliki, saling percaya,
kebersamaan, komitment, rasa solidaritas, kerjasama.
Karakteristik Kelompok yang efektif :
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu
Karakteristik Kelompok yang efektif :
1. Suasana (atmosfer)
2. Rasa aman (the ruduction)
3. Kepemimpinan yang bergilir (distribusi leadership)
4. Perumusan tujuan (goal Formulation)
5. Fleksibiliti (Fleksibilitas)
6. Mufakat
7. Kesadaran berkelompok
8. Evaluasi yang kontinu
Kriteria
tim yang efektif
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan
2. Kelompok Tidak Efektif
Adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, antara lain:
1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang
kelompok atau perorangan.
2. Menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Mendominasi dan tidak menghargai pendapat orang lain
4. Bersaing dalam mengemukakan ide
5. Mencari simpati, mencoba mempengaruhi anggota lain
6. Berbuat acuh tak acuh: berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, melamun,
berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang
dibahas.
Sumber:
Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta
1. Understanding
2. Komunikasi terbuka
3. Saling percaya
4. Saling membantu
5. Menengahi perbedaan – perbedaan
6. Menggunakan tim secara selektif
7. Keterampilan kelompok yang teapat
8. Kepemimpinan
2. Kelompok Tidak Efektif
Adanya perilaku anggota yang berorientasi pada dirinya sendiri, antara lain:
1. Menentang : mengeritik, menyalahkan orang lain, menunjukkan sikap menentang
kelompok atau perorangan.
2. Menghalangi kemajuan kelompok dalam mencapai tujuan
3. Mendominasi dan tidak menghargai pendapat orang lain
4. Bersaing dalam mengemukakan ide
5. Mencari simpati, mencoba mempengaruhi anggota lain
6. Berbuat acuh tak acuh: berperilaku pasif, bersikap masa bodoh, melamun,
berbisik-bisik dengan orang lain, lari dari topik pembicaraan yang sedang
dibahas.
Sumber:
Beerling, Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta
TAHAPAN PEMBENTUKAN KELOMPOK
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan:
1) Tahap pembentukan (forming)
Salah satu model perkembangan kelompok yang paling banyak digunakan mengonsumsikan bahwa kelompok-kelompok berkembang melalui lima tahap perkembangan:
1) Tahap pembentukan (forming)
Tahap ini ditandai oleh adanya ketidakpastian (dan
seringkali juga kebingungan) mengenai sasaran, struktur, dan kepemimpinan
kelompok.
2) Tahap konflik (Storming)
2) Tahap konflik (Storming)
Tahap konflik dalam perkembangan kelompok cenderung
ditandai adanya konfrontasi. Biasanya merupakan tahap yang emosional, dimana
muncul kompetisi antar anggota kelompok demi mendapatkan penugasan yang
diharapkan dan perselisihan pendapat mengenai perilaku-perilaku terkait tugas
dan tanggung jawab.
3) Tahap pembentukan norma (Norming)
3) Tahap pembentukan norma (Norming)
Tahap normalisasi ditandai dengan adanya kinerja
kerjasama dan kekompakan. Tahap ini merupakan tahap dimana kohesivitas kelompok
mulai berkembang secara signifikan.
4) Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing)
4) Tahap Penunjukkan Kinerja (Performing)
Pada tahap ini sering kali menjadi tahap terakhir.
ialah tahap saat kelompok menunjukkan kinerjanya. Tahap pembentukan kinerja ini
adalah tahap saat kelompok berfungsi sepenuhnya. Struktur kelompok telah
ditetapkan, dan setiap anggota memahami dan menerima perannya masing-masing.
5) Tahap Pembubaran (Adjourning)
5) Tahap Pembubaran (Adjourning)
Tahap pembubaran merupakan tahap berakhirnya
aktivitas kelompok.
Sumber:
Ardana, Komang, Ni Wayan M., Anak Agung A.S.,
Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008
KEKUATAN
TEAMWORK
Apabila kelompok
melaksanakan tugas operasional, mereka bertindak sebagai sebuah tim dan
berusaha mengembangkan suasana kerja sama yang disebut tim kerja. Bila diperlukan
membedakan kedua jenis tim, maka tim perusahaan yang bersifat menyeluruh
disebut tim lembaga, dan yang lebih kecil disebut tim tugas atau tim
operasional. Tim operasional adalah kelompok kecil kooperatif yang berhubungan
secara regular yang melakukan tindakan terkoordinasi dan anggotanya melakukan
tugas dengan bertanggung jawab dan antusias. Jenis tim kerja yang tulus seperti
ini memudahkan pekerjaan dan umumnya meningkatkan kepuasan kerja.
Unsur-unsur Team yang Efektif :
• Lingkungan yang sportif Kerja tim paling besar kemungkinannya berkembang apabila pimpinan menciptakan lingkungan yang sportif baginya. Tindakan suportif membantu kelompok mengambil langkah pertama yang diperlukan untuk membina kerja tim.
• Kejelasan peran Kelompok hanya dapat bekerja sama sebagai satu tim apabila semua anggotanya memenuhi peran sesama anggota yang lain dengan siapa mereka akan berinteraksi.
• Tujuan tinggi anggung jawab utama para manager adalah berusaha menjaga anggota tim agar tetap berorientasi pada tugas mereka secara menyeluruh. Akan tetapi, adakalanya kebijaksanaan organisasi, keperluan pencatatan, dan sistem imbalan memilah upaya individu dan tidak mendorong kerja tim.
• Kepemimpinan yang sesuai Sebagian tim tugas menunjukkan kurva prestasi serupa dengan daur hidup produk-awal tentatif, tahap pertengahan yang produktif, dan berangsur-angsur menurun setelah beberapa tahun. Para anggota memerlukan waktu untuk saling mengenal, tetapi kemudian mereka mungkin menutup diri terhadap cara baru mengkaji masalah saat semakin terisolasi pada lingkungan mereka. untuk mencegah stagnasi ini, mereka mungkin memerlukan anggota baru dan penyesuaian kepemimpinan secara seksama dengan lingkungan yang sekarang.
Manfaat dan Fungsi Tim
Kerja Richard Y. Chang & Mark J. Curtin (1998) menyatakan manfaat tim bagi
individu dan tim bagi organisasi, yaitu:
a) Manfaat team bagi individu
1. Pekerjaan lebih bervariasi
2. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
3. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru
a) Manfaat team bagi individu
1. Pekerjaan lebih bervariasi
2. Lebih banyak kebebasan untuk membuat dan menindaklanjuti keputusan yang benar
3. Meningkatkan kesempatan untuk mempelajari keahlian baru
b) Manfaat team bagi organisasi
1. Meningkatkan komitmen terhadap keputusan yang diambil
2. Meningkatkan produktivitas tim kerja
3. Lebih fleksibel dalam operasional kerja
4. Meningkatkan rasa tanggung jawab
Sumber
:
Ig.Wursanto,
Dasar-dasar ilmu organisasi, Andi. Yogyakarta, 2005
IMPLIKASI MANAJERIAL
Meningkatkan efektifitas teamwork dalam sebuah
perusahaan memerlukan team work yang baik antara bagian dan divisi
dalam perusahaannya tersebut,agar perusahaan dapat berkembang dan bergerak maju
dengan lebih cepat. Sejumlah sifat kelompok menunjukkan hubungan terhadap
kinerja. Persepsi peran, norma, perbedaan status, ukuran kelompok, dan
kekohesifan merupakan beberapa contoh yang menonjol.
Contoh kasus dalam teamwork :Misalkan di militer, di
sebuah instansi seperti TNI atau POLRI teamwork sangat dibutuhkan untuk
memecahkan sebuah masalah dengan sebaik-baiknya dengan resiko yang
sekurang-kurangnya apalagi instansi ini sangat berdekatan sekali ruang
lingkupnya dengan manusia yang harusdiselamatkan,Misalnya TNI bertugas
mengamankan perbatasan NKRI dari negara lain,maka POLRI bertugas untuk menjaga
keamanan dai dalam negri,mulai dari penyakit masyarakat dan lain sebagainya.
Referensi:
jurnal.usu.ac.id/index.php/jmim/article/download/2340/pdf
[1] Ardana, Komang, Ni Wayan M., Anak Agung A.S.,
Perilaku Keorganisasian, Graha Ilmu, 2008
[2] Beerling,
Kwee, Mooij, dan Van Peursen, 1997. Pengantar Filsafat Ilmu. Cet.ke-4. Alih
Bahasa: S. Soemargono. Tiara Wacana, Yogyakarta
[3] Klara Innata Arishanti, 2005
[4] Ivancevich, Jhon M., Perilaku dan Manajemen
Organisasi jil 2, Erlangga, Jakarta, 2005
[5] Ig.Wursanto,
Dasar-dasar ilmu organisasi, Andi. Yogyakarta, 2005